PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
B.
Rumusan
Masalahan
1. Apa pengertian EKG?
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
4. Apa
saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari gelombang tersebut?
5. Bagaimana
prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG?
6. Dimana
letak sandapan pada EKG?
A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh
sebuah lektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya
terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan
dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah
akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram
atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan
jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung.
Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan
ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam
oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam
EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri
dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak
dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node
ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium,
sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak
di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel
dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan
pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih
tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak
di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas
kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas
kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati
kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil
yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut
purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.
B. Tujuan dan Indikasi
v Beberapa
tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
v Indikasi
dari penggunaan EKG
Elektrokardiogram tidak
menilai kontraktilitas
jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas
naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor
normal depolarisasi
dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
- Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung[1]
- EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut [2]
- EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)[3]
- EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)[4]
- EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung[5]
- EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)[3]
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
Ø Bentuk
Gelombang.
Dalam satu gelombang
EKG ada yang disebut titik, interval dan
segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi
tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS
interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS
dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang
yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang
ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :
1.
Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini
relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.
2.
Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah.
Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah
gelombang R disebut gelombang S.
3.
Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)
Ø
Pembentukan
Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi
depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai
gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga
defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas
His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di
kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah
terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami
repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi
positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P ,
sebuah “ kompleks QRS “ , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di
sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam
elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari
pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau
bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya
gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan
sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS
di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen
komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan
oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan
depolarisasi.
Ø Durasi
atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama
waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah interval
waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai
interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang
interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak
ada.
b. Interval
Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan
gelombang Q sampai akhir gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai
interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat-
sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan
frekuensi rendah (sekitar 0,05 – 100Hz).
Ø Nilai-nilai EKG Normal
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
- Nilai-normal ; lebar <>
- Tinggi <0,25>
- Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6
- - ( ) di lead aVR
- + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
3.
Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan
ventrikel, diukur dari permulaan gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar
0,04 - 0,10 detik.
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama
yang keatas (+)
• Tinggi ; tergantung lead.
• Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
• Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
2. (-) di lead aVR.
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
4. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan dalam keadaan normal tidak terlihat.
• Tinggi ; tergantung lead.
• Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
• Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
2. (-) di lead aVR.
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
4. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan dalam keadaan normal tidak terlihat.
D. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)
Fungsi
sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung
jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna
pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis
besar terbagi menjadi dua:
1. Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar
karena merekam perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang
jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini
merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif.
Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan
bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui
empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (right
arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini aka
dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.
1. Sadapan I.
1. Sadapan I.
sadapan I
dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung
bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian,
bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
2. Sadapan II.
2. Sadapan II.
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA
yang dibuat bermuatan negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah
listrik bergerak sebesar positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan
demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II.
3. Sadapan III.
Sadapan III
dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan RF yang
dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat
dilihat oleh sadapan III.
2. Sadapan unipolar
Sadapan
ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini
terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar
ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas. Gabungan
elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial 0). Sadapan
ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang
digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari
sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah
vertikal.
1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
Dari sadapan
bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung dapat
diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar
prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi
diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh
dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang
jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior
dan ventrikel sebelah kanan).
Penempatan
dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang
dimulai dari nomor C1-C6.
V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri
E.Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Pemasangan Ekg & Letak Sandapan
1.
Persiapan
alat-alat EKG
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
b. Satu kabel untuk listrik (power)
c. Satu kabel untuk bumi (ground)
d. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna.
e. Plat elektrode yaitu
f. 4 buah elektrode extremitas dan manset
g. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
h. Jelly elektrode / kapas alkohol
i. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
j. Kertas tissue
2.
Persiapan Pasien
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
3.
Cara
Menempatkan Elektrode
Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar
pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kananØ(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiriØ
Hijau (LF / F ) tungkai kiriØ
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)ØHitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR, aVL, aVF.
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu
I II III aVR aVL aVF
VI V2 V3 V4 V5 V6
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kananØ(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiriØ
Hijau (LF / F ) tungkai kiriØ
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)ØHitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR, aVL, aVF.
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu
I II III aVR aVL aVF
VI V2 V3 V4 V5 V6
Sandapan yang lain dibuat bila perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL, V5, V6
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)
Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksis kiri)
Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi aksis kanan)
Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL, V5, V6
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)
Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksis kiri)
Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi aksis kanan)
Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
a. Kalibrasi 1 mv
(10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan
memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut
yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah
pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali,
setelah itu matikan mesin EKG
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
a. Catat di
pinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah tiap
lead, diberi tanda lead berapa, perhatian
Perhatian !
1. Sebelum
bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.
A. KESIMPULAN
Elektrokardiogram
atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan
jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan
dari penggunaan EKG adalah :
1.
Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2.
Kelainan-kelainan otot jantung
3.
Pengaruh/efek obat-obat jantung
4.
Ganguan -gangguan elektrolit
5.
Perikarditis
6.
Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7.
Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram
tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T.
Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni
gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sandapan pada
EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar. Sadapan-sadapan
bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui
empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki.sedangkan,
sandapan unipolar Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung
bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
DAFTAR PUSTAKA
Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat,
EGC, Jakarta.
Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar